FEATURE
SEJARAH
A.
Pengertian
Feature Sejarah
Feature Sejarah
adalah feature tentang peristiwa masa lalu yang masih menarik untuk diberitakan
pada masa kini. Feature ini bercerita tentang fakta-fakta sejarah, peristiwa
sejarah, tokoh masa lampau, dan peninggalan bersejarah. Sejarah
berlangsung sejak ribuan tahun silam
hingga satu abad terakhir, baik dalam lingkup internasional dan nasional maupun
dalam lingkup regional dan lokal, senantiasa menjadi objek cerita feature yang
amat menarik.
Poin penting di dalam Feature
Sejarah :
·
Feature
sejarah memperingati tanggal-tanggal dari peristiwa penting, seperti proklamasi
kemerdekaan, pemboman Hiroshima atau pembunuhan jenderal-jenderal revolusi. Koran
juga sering menerbitkan feature peringatan 100 tahun lahir atau meninggalnya
seorang tokoh.
·
Kisah
feature sejarah juga bisa terikat pada peristiwa-peristiwa mutakhir yang
memangkitkan minat dalam topik mereka. Jika musibah gunung api terjadi, koran
sering memuat peristiwa di masa lalu.
·
Feature
sejarah juga sering melukiskan landmark (monumen atau gedung) terkenal, pionir,
filosof, fasilitas hiburan dan medis, perubahan dalam komposisi rasial, pola
perumahan, makanan, industri, agama, dan kemakmuran.
·
Setiap
kota atau sekolah memiliki peristiwa menarik dalam sejarahnya. Seorang penulis
feature yang bagus akan mengkaji lebih tentang peristiwa-peristiwa itu, mungkin
dengan dokumen historis atau dengan mewawancara orang-orang yang terlibat dalam
peristiwa-peristiwa bersejarah.
B.
Ciri-ciri Feature Sejarah
1.
Lengkap,
yaitu berisi fakta dari berita dan ulasan opini penulis.
2.
Berumur
Panjang, yaitu berita menarik dan aktual dalam waktu yang lama.
3.
Nonfiksi,
yaitu dilengkapi gambaran yang nyata tentang pristiwa yang dikisahkan.
4.
Dipublikasikan,
yaitu tulisan sudah disajikan untuk khalayak baik dalam bentuk media cetak atau
media elektronik.
Contoh Feature Dejarah :
Feature
Sejarah Penyebaran Agama Islam di Kalangan Muslim Papua di Kabupaten Merauke
KBRN, Merauke : Sejarah masuknya agama Islam di wilayah Selatan Papua, khususnya di Kabupaten Merauke, telah berlangsung sekitar 1.900 tahun yang lalu, di mana saat itu terdapat para perantau yang berasal dari Indonesia bagian tengah dan indonesia bagian Barat.Sebagian besar para perantau yang datang ke Kabupaten Merauke saat itu berasal dari orang jawa Jawa, Timor, Banjar, Makassar, Minangkabau, Key dan Selayar.
Salah seorang tokoh muslim Papua Kabupaten Merauke Abdul Awal Gebze menjelaskan ajaran agama Islam di perkirakan telah diperkenalkan kepada suku Marind yaitu suku penduduk pribumi asli di Merauke sekitar tahun 1884 lalu.
“Berdasarkan penjelasan beberapa tokoh Marind di Kabupaten Merauke, sekitar abad ke-18, datanglah beberapa orang musafir dengan menggunakan perahu layar alakadarnya di sekitar wilayah pantai bagian Selatan Papua tepatnya di beberapa kampung pesisir di wilayah Distrik Okaba Kabupaten Merauke dan sebagian besar para musafir tersebut memeluk agama islam,” ungkap Abdul Awal Gebze di Merauke, Kamis (1/6/2017).
Sebagian besar para musafir yang tiba di perairan wilayah Merauke itu, tidak datang secara bersamaan, tetapi kedatangan mereka secara berkelompok dan secara individu dan kedatangan mereka dalam jangka waktu yang berbeda.
Kedatangan para musafir yang sebagian besar memeluk agama islam itu, secara tidak langsung telah memperkenalkan agama islam kepada penduduk lokal Merauke yang berasal dari Suku Marind.
Tujuan para musafir mendatangi wilayah perairan Merauke yakni untuk berburuh burung cenderwasih, namun seiring berjalannya waktu para musafir tersebut kemudian menikahi perempuan Marind dan para Istri mereka kemudian diajak menjadi pemeluk ajaran agama Islam dan mulai sejak itulah ajaran Islam mulai disebarkan kepada penduduk lokal di Kabupaten Merauke.
Tokoh muslim Papua Kabupaten Merauke, Abdul Awal Gebze mencontohkan Saigiman Winoto yang berasal dari suku Jawa dan menikah dengan wanita Marind, yang kemudian dikenal Maimunah Mayo Walinaulik, Lakeka asal Timor Kupang menikah dengan Kalsum Kulle Ayade Gebze, Ibrahim asal suku Banjar menikah dengan Rabiah Wepib Gebze, Abdul Manaf asal suku Selayar Sulawesi Selatan menikah dengan Jahara Namo Wekal Mahuze.
Selain itu juga terdapat Salim asal Sumatera Barat menikahi Salma Kulib Basik-basik, Panggawa asal suku Key, Maluku menikahi Patan Wepib, Kasim asal Selayar Sulawesi Selatan menikahi Maimunah Mabol Bilukande dan Saleh asal Melayu menikahi janda Salma Kulib Basik-basik.
Hingga saat ini, perkembangan agama Islam di wilayah Kabupaten Merauke terus mengalami peningkatan, terutama jumlah muslim Papua yang juga mengalami peningkatan cukup signifikan.
Dengan adanya keberagaman suku dan agama di Kabupaten Merauke hingga saat ini sikap toleransi antar sesama umat bergama di Kabupaten merauke tetap terjaga dan terjalin dengan baik, sesuai semboyan Kabupaten Merauke "Izakod Bekai Izakod, Satu Hati Satu Tujuan". (ardi/HF)
Kaitan dengan poin penting yang ada di dalam Feature Sejarah :
Menurut saya dari contoh artikel berita yang saya ambil yakni Sejarah Penyebaran Agama Islam di Kalangan Muslim Papua di Kabupaten Merauke, termasuk pada poin ketiga yaitu bahwa feature sejarah yang melukiskan tentang bagaimana penyebaran agama islam di Papua yang dikenal dengan sebutan merauke (wilayah paling ujung di Indonesia). Di sana, dijelaskan juga awal dari sejarah masuknya agama islam di wilayah Selatan Papua khususnya di kabupaten Merauke, yang berlangsung sekitar 1.900 tahun yang lalu, di mana saat itu terdapat para perantau yang berasal dari Indonesia bagian tengah dan indonesia bagian Barat. Kemudian, dalam artikel ada ciri-ciri feature sejarah yang pertama yaitu lengkap, yaitu berisi fakta dari berita dan ulasan opini penulis. Salah seorang tokoh muslim Papua Kabupaten Merauke Abdul Awal Gebze menjelaskan ajaran agama Islam di perkirakan telah diperkenalkan kepada suku Marind yaitu suku penduduk pribumi asli di Merauke sekitar tahun 1884 lalu.
Di dalam feature sejarah tentunya harus ada serta mengutamakan fakta yang ada sesuai sejarah yang pernah terjadi pada masa lampau dan lagi bahwa kita sebagai seorang penulis berita harus mampu membawa perasaan kepada pembaca agar bisa merasakan langsung pada saat ia membacanya dan seakan-akan masuk ke dalam peristiwa sejarah masa lalu atau masa lampau, dengan demikian ada kebanggan tersendiri kita sebagai penulis feature sejarah.
Sumber
:
*Terimakasih*
Komentar
Posting Komentar