“Perempuan
yang Tak Pernah Mengenal Lelah”
Jilbab hitam dengan bibir berwarna merah terlihat di
wajah sang ibu security Universitas
Bunda Mulia yang selalu melontarkan senyuman kepada setiap orang lalu-lalang di
sekitaran kampus tercinta.
Adzan subuh berkumandang saatnya sosok perempuan
inspiratif Eka Ramadayanti mulai membuka
matanya untuk melakukan kegiatan sehari-harinya demi memenuhi kebutuhan
hidup serta membantu sang suami mencari nafkah agar bisa melanjutkan hidup
keluarga. Terbitnya matahari dari ufuk Timur memberikan semangat tersendiri
baginya.
Aktivitas pagi pun akan dimulai oleh perempuan usia
41 tahun tersebut yang mimiliki portur tubuh tinggi, kulit sawo matang dengan
dibalut jilbab sederhana dan menawan dilihat bagi ratusan bahkan ribuan mata
yang ada. Ramah itulah salah satu karakter yang sangat terlihat dari sosok
perempuan kelahiran Jakarta ini. Tugas utama yang menjadi tuntutan adalah harus
mengingatkan mahasiswa yang melanggar aturan di kampus. Tugas darn rasa peduli
tersebut pun mulai menyatu di dalam diri beliau.
Meskipun bekerja namun ia tak lupa atau
meninggalkan kerjaan wajibnya setelah
menikah dan telah mempunyai 2 buah hati. Tanggunng jawabnya menjadikan bahwa
sosok perempuan ini mem[unyai dua tugas yang sama-sama penting bagi
kehidupannya di muka bumi ini.
Rasa lelah telah menghampiri , meskipun penilaian
orang bahwa kerjaannya begitu enteng tanpa harus mengeluarkan setetes peluh
yang turun dari wajahnya. Namun,
bayangkan saja bila kita berada di posisi beliau. Mungkin perasaan mengeluh
selalu terucap dari bibir dan lelah tak menentu bahkan bisa membuat diri
menjadi lebih emosional.
Tapi tidak dengan sosok perempuan berjilbab kelahiran Jakarta, 04 September 41 tahun silam. Kerjaan double serta berangkat sebelum matahari terbit hingga matahari
telah terbenam. Hanya berbekal niat demi mengubah nasib dan berjuang untuk
kelangsungan hidup keluarga. Niat mulia itu pun membuat sang perempuan ini
bertaruh nyawa.
Kendaraan roda dua menjadi pilihan ia untuk mencapai
tujuan rumah keduanya setiap hari Senin hingga Jumat. Dihadapi dengan kendaraan
beroda empat, enam, delapan bahkan sepuluh. Rasa kagum yang terpungkiri mulai
menggugah perasaan bagi siapapun yang melihat dan mengetahui latar belakang
dari sosok perempuan berjilbab hitam ini.
Jakarta… ya kota Jakarta, kota metropolitan yang
kehidupannya kejam tanpa memperdulikan orang lainnya begitu kata orang-orang pendatang.
Di mana setiap yang hidup di Jakarta harus mempunyai tujuan hidup terarah agar
bisa melankutkan hidupnya di masa depan.
Tidak mengenal apapun suku, ras agama bahkan
pekerjaan lainnya asalkan kita bisa terus melanjutkan kehidupan masing-masing
demi memenuhi kebutuhan yang ada. Namun, sosok perempuan berjilbab hitam ini
mempunyai motto hidup dan harapan yang mendalam dalam hidupnya yaitu bahwa “Anaknya
harus lebih tinggi dari beliau saat ini agar tidak menjadi security saat ini.”
Komentar
Posting Komentar